Assalamu'alaikum..
Saya akan menceritakan kegiatan selama 3 hari yg buat saya sebel, kesel, dan wtf lah.
3 hari yg di mana harus bener2 menerima bahwa betapa sangat sangat mundurnya pendidikan di Indonesia ini, sangat. Mungkin kalau kalian scroll lebih jauh isi blog saya ini leebih banyak pertentangan 'komentar' tentang pendidikan di Indonesia ini. Sebelumnya saya juga sempat menuliskan bahwa tidak pentingnya arti sebuah Ijazah :) dan karena alasan yang sama sekali ga bisa untuk tidak itu saya dengan terpaksa, harus dengan berat hati untuk mengambil Ijazah juga. Melalui ujian paket, B. Dengan hiburan hati bahwa " gpp lah, nyari pengalaman buat diceritain" alhasil, ternyata bener saya mendapat bahan cerita alias fakta tentang bahwa benar sebenar-benarnya terpuruknya "sistem" pendidikan saat ini.
Disinilah, kisah bermulai.
16 juli 2012..
Yang harusnya saya melakukan hari dengan gembira itu, dengan terpaksa saya harus memendam perasaan yang terus menerus berkata, "kenapa harus saya? Kenapa harus punya Ijazah? Kenapa saya harus baca soal, melingkar2i kertas?" dengan ngat-sangat akhirnya saya pergi juga ketempat ujian.
Sesampainya disana, saya bersyukur "saya terlambat," haha luar biasa senangnya kalau disuruh untuk keluar, tapi, Allah berkehendak lain, saya masuk ke kelas.
Singkat cerita, saat membaca soal (yang waktu itu PKN) alhamdulillah dengan lancar mencentang di lembar soal, padahal dengan modal 'baca koran', serta berita2 di 'Internet', saya beneran ga pernah baca2 secara konteks mengenai PKN dsb.
Asyik bergelut dengan soal, dan saya terlena untuk membundar-bundari lembar soal, akhirnya sebagian (bahkan hampir seluruhnya) sudah saya bundari kertas jawaban, ehhh tetiba datang orang-orang dalam (istilahnya) nyamperin saya (yang sebelumnya sudah memarahi teman sebelah karena mengisi jawaban) "eh, sdh dpt kunci jawaban?" untuk hal ini hanya satu yang bisa kulakukan, Diam. Masih dalam diam si ibu itu kembali bertanya. "ada jawabannya?" lalu dengan pelan kutatap matanya "ada bu" nunjuk lembar jawaban saya. "loh, dari manan awas salah2 kunci, belum selesaai dikerja jawabannya" dengan nada marah. "saya jawab sendiri bu" saya jawab dengan sedikit santai "hehe" ketawa sinis si ibu. "kau pintar kah?" tiba2 saya merasakan diketawai seisi kelas.
Whats going on? Ngejawab sendiri ujian itu dibilang sok pintar? Bu, saya ini bukan gak lulus UN saya ini belajar juga, kalau belajar pelajaran menuju kurikulum yang selama ini digunakan, saya gak bisa inovasi, sempit sekali. Kenapa masalah kecil, tentang musyawarah kampung aja pakai dijadiin soal? Itukan pengalamn, praktekin insya Allah ilmunya dapat, pahala juga dapat. Masalah bercocok tanam buah2an juga dijadiin soal, tempat mana yang cocok ditanami buah? Dataran rendah, tinggi?
Semua itu, sering kok diberitain, dikoran, internet, masalah kampungkah desa, transmigrasi dsb. Sempit sekali.
Oke. Cukup. Jam kedua itu Bahasa Indonesia.
Yang anehnya aja nih, masa tetep gaboleh jawab sendiri, dengan cuek lembar soal tetap kulingkari dengan jawaban sendiri dan lagi2 ibu2 itu datang lagi, kayaknya saya menjadi sasaransi ibu langsung menuju ke meja saya dan melihat lembarsoal. "sudah dapat kuncikah" sergapnya langsung. "ini," tunjuk saya kesoal "udah bu"
"sudah masuk smsnya?" tanyanya.
"sms? Engga" rasanya saya mau teriak ngapain pakai kunci, soalnya ini begitu, -maaf. Mudah. Bayangin ga, soalnya kebanyakan lengkapi isi surat, pengumuman yang pas untuk wacana diatas, penulisan nama penulis buku yang benar.
Kalau sering 'membaca' pasti anda semua dengan lancar menjawab soal2 Bahasa Indonesia tersebut, haduhh, Indonesia, ck.
17 Juli 2012.,
seperti kemaren saya datang terlambat juga. Kartu nyuruh datang jam 13 saya datangnya 13.38. Aplus. Prokprok.
Memasuki suasana kelas itu begitu hening, ada yang tiduran diatas meja tangan dijadiin bantal, saya heran, karena keheranan itu kayaknya udah biasa, maka saya menjadi biasa saja #apasih
yap, jam pertama IPS, dari rumah saya udah make baju yang berkancing kalau-kalau ada soal tentang UUD.
Selesai ngisi biodata dilembar jawaban saya baru sadar kalau mengapa suasana kelas adem ayam, tangan ga gerak untuk melingkari kertas jawaban, gada suara kertas bolak balik soal, ternyata ohh ternyata kunci belum keluar. Masya Allah, saya mengetahui ketika si ibuibu datang dengan mimik pasrah "jawaban ada yang kalian tau? Tunggu ya, soalnya agak rumit"
saya diam, menatap soal dengan telinga bersiaga ke ibuibu itu.
Benar saja, ada 4-5 soal yang tidak saya tau, karena memakai singkatan dan sebelnya lagi para pengawasnya gak tau juga apa arti singkatan itu. Wogh.
Tapi, untung pernah baca kalau2 ada kasus lalu kita mentok tapi ada optionnya, maka pilihlah option yang dianggap paling Beda. Dibantu dengan kancing, kulingkari juga lembaran itu,sebelumnya pengawas sempat datang kemeja saya, dan mengatakan bahwa "jangan sepenuhnya liat kunci, krn hanya 25 soal yang benar" katanya, "ohh engga kok pak" jawabku dengan hampiir santai. "udah dpt kuncikan?" bingung si bapak, coba cek hp" lanjutnya.
Wah, engga pak, hp saya lowbatt pak" jawabku, memang nyatanya hp saya hampir mati krn low, jadi saya matiin aja sekalian.
Singkat cerita pelajaran ke dua MTK dan alhamdulillah, insya Allah gampang. Dan masih tetep aja ada kunci. Wogh, "Sistem"
18 juli 2012..
Kali ini saya mengikuti ujian IPA yang mana lagi saya di beritahu bahwa "heee ndak usah kamu bolak balik soalnya, karena ndak ada yang kamu tau, tunggu saja" untuk hal ini kayaknya saya sudah menjadi biasa, dan hari ini tetep aja ada kunci jawaban.
Tapi saya bener sakit hati, karena sistem yang menyedihkan ini.
Mecoba pak, masa saya datang hanya untuk lingkar lembar soal? Datang jauh2 ngejawab soal aja ga boleh, fiuhh!
Blak-blakan yang saya mau sampaikan disini, 3 tahun belajar-untuk smp, misalkan. Ini hanya diakhiri dengan lingkar-lingkari soal? Pelajaran juga sebenernya udah terfasilitasi, ada koran, bahkan akses internet lebih mudah saat ini, hp2 udah pada canggih, bisa browsing pelajaran, berita dimanapun berada, bahkan kalau mempunyai keingintahuan yang tinggi itu membaca pun bisa ditoilet, bisa.
Kalau sekolah hanya untuk ambil ijazah mah, aduuuhh, kalau untuk dapat gelar sih..
Sadar gak sadar biasanya saya ngumpul bareng mbak2 kece itu kembali mbahas pendidikan.
Seperti yang saya sebutkan tadi contoh soal2nya. Dan lagi seteelah itu ilmunya mau dipakai apa?
Dan lagi, saya sedih banget untuk dapat nilai duniawi khususnya ijazah aja sampai pake kunci jawaban, haduuh. Bukan hanya paket aja yang pake kunci, UN pun pakai kunci, dan ini sangat membuat saya kaget, temen saya sendiri yang secara blak-blakan juga nyampein ke saya bahwa dia dpt kunci jawaban itu dr Om nya.
Well, kejujuran itu penting, siapa yang berkata lalu ingkar itu disebut Munafik, nah pada zaman Umar bin Khattab itu orang yg munafik akan ditebas lehernya, Naudzubillah kawan.
Hanya sharing aja, seputar ujian paket ini, yang bener2 buat saya Stress. Capek. Dan sebagainya.
Untuk baca2 bisa scroll kebawah ada versi Blak2an pendidikan, diblog saya juga.
Syukron, terimakasih. Sudah menyiapkan waktunya mbaca tulisan saya ini, bisa dibilang berupa singgungan, pengalaman, kisah. Memang tulisan ini untuk menyinggung, agar yang
baca tersungging.
Makassar, 16-18 juli 2012
Nun Adenin, 15 menuju 16 tahun